Skip to main content

Bokep Kali saya berdiri

Sampai-tiba terlihat impian yang mengakibatkan saya melangkahkan kaki menuju tempat kerjanya. Kulihat ia bersandar di depan meja bersamaan membolak-balik map yang terlihat di depannya.

“Nov, sibuk benar, sanggup kubantu,” tanyaku.
“Eh.. Rud.. Ngapain kalian kesini tanpa ijin? Esok kuteriakin mencuri ya.”
“Yey.. Orang hendak tolong justru disambut semacam itu”.
“Saya tak menghajatkan sokongan..” ujarnya menusuk.
“Koq beringas amat sih.., saya ciuman.. Anyar ingat rasa..”

Bisa jadi kenapa saya mendadak agresif mau mencium bibirnya.

“Seumpama.. andaikan berani saya tikam perutmu mengenakan ini,” ujarnya bersamaan menganjurkan kelati.

Saya bukannya waswas berdasarkan ancamannya, tetapi jadi penasaran mau melumat-lumat bibirnya. Tanpa kata hati pendapat jauh lagi saya mengerkau pukul tangannya, beserta “Awww..!” Nova berseru kesakitan beserta guntingpun terperesok.

Saya enggak membuang-buang momen, kudorong bahunya beserta ia jatuh terlentang di meja, saya langsung menindihnya beserta kutempelkan bibirku ke bibirnya, saya lumat-lumat bibirnya.

“Ugh.. Ugh.. Ugh..”

Nova meronta-ronta mencoba membiarkan diri. Kemudian mendorongku keras-keras. Hingga saya terperesok. Kali saya berdiri.. Plak.. Plak.. Plak.. Dirinya mengempap pipiku keras-keras.

“Apa-apaan kalian.. Ingin memperkosaku benar? Jahanam!!” ujarnya menggelegak besar.

Saya dimarahi semacam itu kian bergairah buat memperkosanya. Kudorong bahunya beserta ia jatuh terlentang di meja, saya langsung menindihnya lagi beserta kekutempelkan bibirku ke bibirnya, saya lumat-lumat bibirnya. Dirinya meronta-ronta mencoba membiarkan diri. Namun saya kian singset mempunyai bahunya beserta kian lalah melumat bibirnya. Nova lalu meronta-ronta..

https://www.emailmeform.com/builder/form/3J69e81MFKD4r